Wednesday, September 12, 2018

PELANTIKAN WIDYAISWARA DAN PENYERAHAN SK PURNA TUGAS

Bertempat di aula gedung B Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, acara pelantikan Widyaiswara baru, Moshollin, M.Pd.I dan penyerahan Surat Keputusan (SK) Purna Tugas Drs. Imam Sutikno, M.M. telah dilaksanakan dengan lancar (Kamis, 28/6/2018).
                Acara tersebut dihadiri oleh Kepala BDK Surabaya, para pejabat eselon IV, seluruh Widyaiswara dan pegawai BDK Surabaya.
                Pada sambutan tentang pesan dan kesannya, mantan Kepala Sub Bagian Tata Usaha(Kasubbag TU) yang biasa dipanggil dengan sapaan akrab Pak Imam atau Pak Tik ini mengatakan bahwa sebelum menjabat sebagai Kasubbag TU, beliau dulunya bercita-cita ingin menjadi widyaiswara. Akan tetapi karena usia sudah menginjak 50 tahun, maka hal itu sudah terlambat karena batas usia saat pelantikan widyaiswara adalah 50 tahun. Selain itu bapak dua anak ini menyatakan bahwa sangat senang bisa bekerja di BDK Surabaya dan berkumpul dengan keluarga besar BDK Surabaya sehingga beliau berharap jika diperkenankan bisa tetap menjadi anggota koperasi Balai Sejahtera sehingga bisa terus menjalin silaturrahim. Di akhir sambutannya, penggemar olah raga tenis berharap BDK Surabaya semakin maju dan lebih baik di masa-masa yang akan datang.


Kepala BDK Surabaya, Dr. H. Muchammad Toha, M.Si pada sambutannya mengucapkan selamat kepada Bpk. Imam Sutikno yang telah memasuki masa pensiun dengan khusnul khotimah  dan selamat kepada Bpk. Mushollin yang memasuki dunia widyaiswara di BDK Surabaya. Toha yang telah menjabat sebagai Kepala BDK Surabaya di tahun ketiga ini menjelaskan bahwa BDK Surabaya adalah Balai Diklat Kementerian Agama yang terbesar di Indonesia. Dalam satu kali gelombang kegiatan diklat bisa melaksanakan 10 angkatan langsung. Kepada Mushollin, mantan dosen mutasi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri(STAIN) Pamekasan ini, Toha berpesan bahwa menjadi widyaiswara harus siap fisik dan materi yang luas, sebab jika dosen hanya mengajar beberapa jam di dalam kelas, maka widyaiswara harus siap mengajar seharian dari pagi jam 07.30 sampai jam 17.00. Terkadang jika materi tidak selesai maka akan dilanjutkan hingga malam. Di akhir sambutannya, Toha berpesan bahwa menjadi widyaiswara adalah sudah menjadi takdir Allah SWT sehingga beliau berharap agar Bpk. Mushollin bisa menjaga takdir Allah tersebut dengan bekerja sebaik-baiknya.(Rief)

No comments:

Post a Comment